Seorang advokat dengan semangat menegaskan kepada saya bahwa dia selalu tangani masalah yang diserahkan secara profesional. Maksudnya dengan ‘profesional’ ialah ia tak pandang bulu, tak mau lihat hubungan keluarga dengan kliennya (apalagi lawan kliennya) karena semua akan dikenakan honorarium advokat. Sebab, katanya ‘profesi’ nya adalah advokat. Baginya, pembayaran uang jasa adalah ukuran ‘profesional’.
Seorang mahasiswa yang kelihatan gagah tapi memaksa diri bersikap kebanci-bancian sangat rajin mengikuti berbagai undangan audisi. Si mahasiswa menuturkan bahwa cita-citanya adalah berprofesi sebagai presenter. Sekarang ini banyak pekerjaan yang disebut sebagai profesi, mulai dari profesi pialang saham, broker rumah susun, bintang sinetron, ‘web developer‘, sampai preman dan PSK pun disebut sebagai profesi. Apa sebenarnya arti profesi ? Apakah setiap pekerjaan boleh disebut profesi ? Lalu kalau orang yang profesional, apa pula ini ? Kadang kala profesional di lawankan dengan amatiran. Profesional ialah orang yang mencari makan hanya dari pekerjaan itu sedang amatir ialah pekerjaan yang sifatnya sambilan, tidak melulu pada satu bidang.
Dalam pemahaman masyarakat umum kata ‘profesional’ dipakai untuk menunjukkan kemampuan dan kompetensi dalam menjalankan tugas yang diberikan. Disini artinya tidak lain dari “keahlian” atau “ketrampilan”. Tetapi sesungguhnya pada mulanya dan arti yang lebih dalam orang profesional adalah orang yang punya keahlian dan melakukan pekerjaannya untuk mencapai tujuan masyarakat yang bermanfaat. Mortimer J.Adler, seorang psikolog terkemuka memberi kita makna yang lebih lengkap. Profesional artinya adalah kelompok orang yang menjalankan pekerjaan sesuai dengan aturan-aturan yang dirancang agar tercapai standar tertentu. Aturan ini dimaksudkan buat melindungi anggotanya dan juga untuk memberi layanan yang lebih baik bagi masyarakat umum.
Dalam sejarah, kiranya sudah lama diakui bahwa untuk memelihara masyarakat diperlukan suatu kegiatan yang dijalankan sekelompok orang yang memiliki pengetahuan dan keahlian tertentu. Untuk keperluan ini maka dikembangkan profesi tradisional, mungkin yang tertua adalah militer. Bergulirnya sejarah melahirkan profesi-profesi di bidang hukum, kedokteran, pengajaran dan kerohanian. Setiap profesi dibatasi dengan tujuannya sendiri. Profesi militer tujuannya mempertahankan negara. Profesi dokter dimaksudkan buat pemeliharaan kesehatan. Profesi guru/pengajar ialah untuk menyebarkan pengetahuan. Profesi hukum bertujuan melayani urusan masyarakat dan atau terhadap negara.
Kegiatan profesional berbeda dengan pekerjaan lain bukan hanya dari segi tujuannya tapi juga caranya mencapai tujuan. Di lapangan bisnis, dagang dan industri, seorang selalu bekerja untuk orang lain. Tetapi di tentara, kopral di medan perang tidak bekerja buat kaptennya, kapten tidak bekerja melayani jendral. Semuanya bekerja bersama untuk kemenangan. Di rumah sakit, misalnya perawat tidak bekerja untuk dokter bedah, tetapi semua bekerja untuk kesehatan pasien.
Ciri lain yang penting ialah bahwa profesi hampir selalu bekerja berlandaskan kode etik. Kode etik memuat standar yang mengatur bagaimana mereka melakukan pekerjaan dalam masyarakat. Seorang dokter tidak memberitahu pengobatan pasiennya kepada orang lain. Seorang lawyer tidak menceritakan kasus yang ditanganinya kepada orang lain, kepada publik dan termasuk kepada istrinya yang rajin bertanya di tempat tidur. Advokat harus melepaskan calon klien konglomerat bila ternyata dapat timbul konflik kepentingan dalam menangani masalahnya. Ketentuan semacam ini dimuat dalam kode etik.
Seperti halnya orang lain, seorang profesional pun harus makan dan minum, memerlukan nafkah hidup. Tetapi bedanya lagi, nilai pekerjaannya tidak diukur dari seberapa besar uang yang diperoleh. Kompensasi yang diterima sifatnya ‘insidental’ terhadap pelaksanaan jasa profesionalnya. Kompensasi itu dinamakan ‘honorarium’ atau ‘fee‘ bukan ‘gaji’ atau ‘upah’. Karena uang bukan ukuran maka dokter dan advokat juga memberikan jasa profesional tanpa bayaran, ‘free of charge‘ atau ‘pro bono’. Dengan begitu walaupun orang masuk profesi tersebut untuk tujuan penghidupannya tetapi ukuran keberhasilan atau sukses bukan pada materi. Mereka mungkin bisa menjadi dokter yang makin kaya, lawyer yang naik mobil lux tetapi makna dari profesi, baik pada diri mereka maupun masyarakat ialah membuat sehat, membuat keamanan, atau pengetahuan atau hukum yang baik. Pendek kata, esensi karakteristik suatu profesi adalah dedikasi anggotanya terhadap layanan/jasa yang dijalankan. Jadi ini tidak berkaitan dengan mobil Jaguar.
Sumber: http://kelzen.wordpress.com/2008/08/26/profesi-dan-profesional/
Seorang mahasiswa yang kelihatan gagah tapi memaksa diri bersikap kebanci-bancian sangat rajin mengikuti berbagai undangan audisi. Si mahasiswa menuturkan bahwa cita-citanya adalah berprofesi sebagai presenter. Sekarang ini banyak pekerjaan yang disebut sebagai profesi, mulai dari profesi pialang saham, broker rumah susun, bintang sinetron, ‘web developer‘, sampai preman dan PSK pun disebut sebagai profesi. Apa sebenarnya arti profesi ? Apakah setiap pekerjaan boleh disebut profesi ? Lalu kalau orang yang profesional, apa pula ini ? Kadang kala profesional di lawankan dengan amatiran. Profesional ialah orang yang mencari makan hanya dari pekerjaan itu sedang amatir ialah pekerjaan yang sifatnya sambilan, tidak melulu pada satu bidang.
Dalam pemahaman masyarakat umum kata ‘profesional’ dipakai untuk menunjukkan kemampuan dan kompetensi dalam menjalankan tugas yang diberikan. Disini artinya tidak lain dari “keahlian” atau “ketrampilan”. Tetapi sesungguhnya pada mulanya dan arti yang lebih dalam orang profesional adalah orang yang punya keahlian dan melakukan pekerjaannya untuk mencapai tujuan masyarakat yang bermanfaat. Mortimer J.Adler, seorang psikolog terkemuka memberi kita makna yang lebih lengkap. Profesional artinya adalah kelompok orang yang menjalankan pekerjaan sesuai dengan aturan-aturan yang dirancang agar tercapai standar tertentu. Aturan ini dimaksudkan buat melindungi anggotanya dan juga untuk memberi layanan yang lebih baik bagi masyarakat umum.
Dalam sejarah, kiranya sudah lama diakui bahwa untuk memelihara masyarakat diperlukan suatu kegiatan yang dijalankan sekelompok orang yang memiliki pengetahuan dan keahlian tertentu. Untuk keperluan ini maka dikembangkan profesi tradisional, mungkin yang tertua adalah militer. Bergulirnya sejarah melahirkan profesi-profesi di bidang hukum, kedokteran, pengajaran dan kerohanian. Setiap profesi dibatasi dengan tujuannya sendiri. Profesi militer tujuannya mempertahankan negara. Profesi dokter dimaksudkan buat pemeliharaan kesehatan. Profesi guru/pengajar ialah untuk menyebarkan pengetahuan. Profesi hukum bertujuan melayani urusan masyarakat dan atau terhadap negara.
Kegiatan profesional berbeda dengan pekerjaan lain bukan hanya dari segi tujuannya tapi juga caranya mencapai tujuan. Di lapangan bisnis, dagang dan industri, seorang selalu bekerja untuk orang lain. Tetapi di tentara, kopral di medan perang tidak bekerja buat kaptennya, kapten tidak bekerja melayani jendral. Semuanya bekerja bersama untuk kemenangan. Di rumah sakit, misalnya perawat tidak bekerja untuk dokter bedah, tetapi semua bekerja untuk kesehatan pasien.
Ciri lain yang penting ialah bahwa profesi hampir selalu bekerja berlandaskan kode etik. Kode etik memuat standar yang mengatur bagaimana mereka melakukan pekerjaan dalam masyarakat. Seorang dokter tidak memberitahu pengobatan pasiennya kepada orang lain. Seorang lawyer tidak menceritakan kasus yang ditanganinya kepada orang lain, kepada publik dan termasuk kepada istrinya yang rajin bertanya di tempat tidur. Advokat harus melepaskan calon klien konglomerat bila ternyata dapat timbul konflik kepentingan dalam menangani masalahnya. Ketentuan semacam ini dimuat dalam kode etik.
Seperti halnya orang lain, seorang profesional pun harus makan dan minum, memerlukan nafkah hidup. Tetapi bedanya lagi, nilai pekerjaannya tidak diukur dari seberapa besar uang yang diperoleh. Kompensasi yang diterima sifatnya ‘insidental’ terhadap pelaksanaan jasa profesionalnya. Kompensasi itu dinamakan ‘honorarium’ atau ‘fee‘ bukan ‘gaji’ atau ‘upah’. Karena uang bukan ukuran maka dokter dan advokat juga memberikan jasa profesional tanpa bayaran, ‘free of charge‘ atau ‘pro bono’. Dengan begitu walaupun orang masuk profesi tersebut untuk tujuan penghidupannya tetapi ukuran keberhasilan atau sukses bukan pada materi. Mereka mungkin bisa menjadi dokter yang makin kaya, lawyer yang naik mobil lux tetapi makna dari profesi, baik pada diri mereka maupun masyarakat ialah membuat sehat, membuat keamanan, atau pengetahuan atau hukum yang baik. Pendek kata, esensi karakteristik suatu profesi adalah dedikasi anggotanya terhadap layanan/jasa yang dijalankan. Jadi ini tidak berkaitan dengan mobil Jaguar.
Sumber: http://kelzen.wordpress.com/2008/08/26/profesi-dan-profesional/